Dari Seminar Perang Manggopoh dan Perang Kamang “Pramuka Harus Terus Pelihara Sejarah dan Wariskan dari Generasi ke Generasi”

 


Pemerintah Daerah Kabupaten Agam melalui Dinas Sosial selama dua hari menggelar Seminar Sejarah Perang Manggopoh pada Selasa 7 Juni 2022 dan Perang Kamang  Rabu 8 Juni 2022 yang dipusatkan di kecamatan setempat., dalam rangka peringatan Ke-114 tahun Perang Manggopoh dan Perang Kamang.

Bahkan sebelumnya Pemerintah Nagari Manggopoh mengawalinya dengan melaksanakan Forum Group  Discusion (FGD) Pembentukan Profil Sejarah Perang Manggopoh, berlangsung di Aula Kantor Nagari Manggopoh pada Kamis 19 Mei 2022, melibatkan Angku Niniak Mamak, Cadiak Pandai, Generasi Muda dan Bundo Kanduang.

Sebagai anggota pramuka, perlu menyimak, mendalami serta terus pelihara dan wariskan dari generasi ke generasi Sejarah Perang Manggopoh dan Perang Kamang ini.

 

Seminar Sejarah Perang Manggopoh

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Agam, Rahmi Artati, S.STP, M.Si mengatakan seminar Perang Manggopoh diikuti sebanyak 75 peserta itu digelar dalam rangka peringatan Perang Manggopoh pada 15 Juni mendatang, yang digelar di Aula kantor Camat Lubuk Basung.



Lebih lanjut disampaikan, seminar yang menghadirkan sejumlah akademisi dan praktisi itu bertujuan sebagai sarana publikasi dan sosialisasi peringatan Perang Manggopoh.

“Selanjutnya melalui seminar ini diharapkan dapat menggali dan menambah referensi perang manggopoh dan mengusulkan pahlawan nasional asal Manggopoh,” katanya.

Bupati Agam yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Aryati, S.Sos, M.Si mengatakan peristiwa yang telah terukir dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa, yakni Perang Manggopoh yang terjadi pada tanggal 15 Juni 1908.

“Satu sosok pahlawan yang paling mengemuka dari Perang Manggopoh adalah Mandeh Siti Manggopoh. Mandeh Siti secara fisik langsung menyerang bala tentara penjajah. Beliau berjuang dengan sekuat tenaga dan pikiran memerangi penjajah ketika itu, ulasnya.

Pihaknya mengajak kita semua agar melalui Seminar Perang Manggopoh ini kita jadikan sebagai titik balik untuk mengukur sejauh mana kita memaknai nilai-nilai dan semangat pejuang Perang Manggopoh.

“Peristiwa Perang Manggopoh memberikan pelajaran bagi kita semua bagaimana kebersamaan diwujudkan tanpa memandang latar belakang dan perbedaan,” katanya.

 

Seminar Sejarah Perang Kamang

Seminar Sejarah Perang Kamang digelar di Aula Kantor Camat Kamang Magek pada Rabu (8/6). Sekretaris Dinas sosial Kabupaten Agam Jatirman, S.St., mengatakan seminar Perang Kamang merupakan seminar kedua yang digelar Dinas Sosial.

“Dan sebelumnya juga dilaksanakan seminar Perang Manggopoh di Lubuk Basung tanggal 7 Juni 2022,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikannya, narasumber yang diundang untuk memberikan ilmu serta pelajaran mengenai sejarah perang tersebut merupakan sejarawan, akademisi Unand Padang dan UIN Imam Bonjol Padang.

“Untuk itu dari seminar ini diharapkan masyarakat dapat memperlajari lebih mendalam Perang Kamang dalam rangka Peringatan Perang Kamang yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 Juni mendatang,” tuturnya.

Adapun sasaran yang yang ingin dicapai melalui seminar ialah memperdalam pemahaman dan saling mengenal tokoh-tokoh pahlawan Perang Kamang.

Bupati Agam melalui Asisten Setda III Kabupaten Agam Administrasi Umum, Andrinaldi. AP., M.Si., mengatakan Perang Kamang sesungguhnya merupakan perlawanan rakyat Sumatera Barat sebagai bentuk penentangan terhadap penerapan pajak (belasting) kepada masyarakat oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda.

“Puncak penolakan masyarakat Sumatera Barat atas penerapan pajak tersebut terjadi pada tanggal 15 Juni 1908,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikannya, rentang waktu membuat kita semakin jauh dari Peristiwa Perang Kamang, meskipun waktu berjalan semakin jauh meninggalkan masa periode perjuangan tersebut, kita tidak boleh lupa sejarah Perang Kamang. Oleh sebab itu, terus pelihara sejarah tersebut dan wariskan dari generasi ke generasi,” tuturnya.

Pihaknya meminta agar kegiatan peringatan Perang Kamang yang kita laksanakan setiap tanggal 15 Juni bukan hanya menjadi kegiatan seremonial saja.

Untuk itu kita harus memikirkan bagaimana kegiatan-kegiatan yang lebih aplikatif, bukan hanya seminar tapi juga mengajarkan dan meceritakan sejarah kepada generasi muda kita.

Sumber : AMCNews


Komentar